Posted by : Unknown
“trus apa jawabannya?” hatiku semakin
penasaran. Hatiku bilang ‘pasti ditolak’.
“ga” jawabnya. Walaupun aku tau kalau
aku akan ditolak, tapi hatiku sangat terkejut saat membaca SMSnya itu. Tapi aku
ingin tau, apa alasannya menolakku.
“emangnya kenapa?” aku mencoba bertanya
dengan perasaan yang biasa. Aku ingin menunjukkan padanya seperti kalau aku
tidak terlalu kecewa.
“ya ampuunn, konyol banget sih. Ga
apa-apa kali, gue bisa atur waktu. Itu juga loe harus ngerti” dengan mudah aku
mengelak alasannya.
“tapi kan, gue juga masih kecil..”
lagi-lagi dia mengatakan hal yang sangat polos dan kali ini benar-benar
membuatku geli.
“ya elah, entar kan juga gede. Gituan
aja dipikirin ah”
“iya sih.. tapi, gue takut ga bisa
ngebahagiain loe..” aku terdiam saat membaca balasnya ini. Kata-katanya ini
membuatku semakin penasaran. Sebenarnya dia ini cowok seperti apa?. Ternyata
dia berfikir sampai kesana. Aku menjadi semakin kagum padanya.
“itu sih, bakal ketauan kalo udah
dijalanin. Pasti suatu saat nanti loe bisa ngebahagiain gue kok” dengan penuh
optimis aku menasehatinya dan berharap bahwa kali ini aku pasti akan diterima.
Seperti ada yang mendorong keyakinanku untuk tetap mempertahankannya. Tapi
dugaanku salah.
“iya juga sih.. tapi maap, gue tetep ga
bisa..” aku kecewa dengannya.
“ya” dengan singkat aku menampakkan
ekspresi bahwa aku kecewa. Tapi beberapa menit kemudian dia mengirimiku pesan.
“tapi... loe mau nerima gue apa adanya?”
aku bingung. Apa maksud dari balasannya yanng satu ini. Tapi aku membalasnya
dengan kejujuranku.
“iya pasti donk.. tapi loe juga harus
nerima apa adanya gue”
“ohh, yaudah” aku agak ragu dengan
ucapannya ini.
“yaudah apanya?”
“yaa.. loe gue terima” aku tidak percaya
ini. Pada akhirnya, setelah perjuangan menghadapi tiap alasannya, dia mau
menerimaku. Mungkin dia begitu agar yakin kalau aku adalah wanita yang baik dan
siap menjalani hubungan yang serius dengannya.
“Makasih ya..” ucapku.
***